zonkeu.com – Ini Dia Efek Samping Jahe jika Terlalu Banyak Mengonsumsinya. Efek samping jahe bisa berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan masing-masing individu. Mulai dari masalah pencernaan hingga alergi. Rasa jahe yang hangat membuat tubuh Anda terasa enak. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa terlalu banyak jahe dapat menimbulkan efek samping. Apa kemungkinan efek samping dari konsumsi jahe setiap hari? Bagaimana cara aman mengkonsumsi jahe? Lihat artikel ini untuk instruksi lengkap.
Efek samping terlalu banyak konsumsi jahe
Jahe adalah akar jahe. Selain sebagai suplemen makanan, jahe telah digunakan dalam pengobatan Cina dan India selama ribuan tahun. Jahe memiliki banyak manfaat kesehatan. Misalnya, komponen utamanya gingerol membantu melancarkan sistem pencernaan. Meski jahe efektif, terlalu banyak jahe juga tidak baik. Selain itu, jahe tidak boleh dikonsumsi dengan jenis obat tertentu, karena dapat meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan efektivitas obat. Beberapa kemungkinan efek samping jahe bila dikonsumsi secara berlebihan atau tidak tepat antara lain:
1. Gangguan pencernaan
Meski baik untuk pencernaan, minum jahe terlalu banyak justru bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan. Batas maksimal asupan jahe per hari adalah 5 gram. Apa pun lebih dari ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada beberapa orang.
Manfaat pencernaan jahe termasuk kembung, mulas dan sakit perut. Rempah-rempah ini juga bisa mengiritasi rongga mulut.
2. Meningkatkan risiko perdarahan
Konsumsi jahe yang berlebihan meningkatkan risiko pendarahan dan efek samping lainnya.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek samping jahe dari peningkatan risiko perdarahan, mengutip Johns Hopkins Medicine. Namun, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan) harus ekstra hati-hati.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki kelainan pembekuan darah seperti hemofilia, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi jahe.
3. Mengganggu kerja obat diabetes
Penderita diabetes harus berhati-hati saat mengonsumsi jahe. Pasalnya, bumbu ini memiliki efek samping seperti menaikkan kadar insulin dan menurunkan gula darah. Jika Anda meminumnya dengan obat diabetes, Anda berisiko menurunkan gula darah terlalu rendah, menyebabkan hipoglikemia.
Jika Anda rutin minum obat diabetes, bicarakan dengan dokter Anda tentang konsumsi jahe. Selanjutnya, dokter mungkin mengatur jahe yang dikonsumsi atau mungkin obatnya.
4. Memengaruhi kerja jantung
Overdosis jahe dapat meningkatkan risiko berbagai jenis penyakit jantung.
Misalnya, jahe dengan dosis 2500 mg/kg berat badan dapat menjadi racun dengan menyebabkan hipotensi berat, aritmia, atau bradikardia (detak jantung lebih rendah dari normal). Jika Anda menggunakan jahe sebagai obat tradisional, pastikan dosisnya tepat dan Anda mengikuti anjuran dokter.
5. Memengaruhi obat darah tinggi
Salah satu efek samping jahe yang sering diabaikan adalah interaksinya dengan obat tekanan darah tinggi. Asupan zat lain secara bersamaan dapat menyebabkan interaksi obat. Interaksi obat ini dapat mengganggu cara kerja obat dengan mengurangi efektivitas obat, meningkatkan risiko efek samping atau meningkatkan efeknya.
Konsumsi jahe dalam jumlah sedang bersama dengan pengencer darah dan obat tekanan darah tinggi dapat memengaruhi efektivitasnya.
6. Alergi
Efek samping jahe yang dirasakan sebagian orang dapat menimbulkan reaksi alergi. Misalnya, setelah tertelan, gejala seperti gatal, pembengkakan pada mulut dan wajah, atau sesak napas dapat terjadi. Alergi yang tidak ditangani dengan segera dan tepat dapat mengancam jiwa. Ini karena tenggorokan yang bengkak dapat menyumbat saluran udara.
Kelompok orang yang tidak boleh sembarangan minum jahe
Nyatanya, tidak semua orang menuai manfaat jahe. Kalaupun suka, sebaiknya kurangi konsumsi jahe atau konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala berikut ini:
1. Terlalu kurus (underweight)
Singkatnya, jahe membantu menurunkan berat badan. Jahe dapat mengatur enzim pencernaan dan mengurangi nafsu makan. Oleh karena itu, jika Anda tergolong kurus, kurang gizi, atau memiliki indeks massa tubuh rendah, sebaiknya hindari konsumsi jahe terlalu banyak.
Ini juga dapat menyebabkan efek samping karena menstruasi yang tidak teratur.
2. Penderita kelainan darah
Seperti disebutkan di atas, salah satu kemungkinan efek samping jahe adalah risiko pendarahan. Untuk itu, penderita kelainan darah seperti hemofilia sebaiknya menghindari konsumsi jahe.
3. Ibu hamil
Ibu hamil sering disarankan minum jahe untuk meredakan mual dan morning sickness di awal kehamilan.
Namun, kehati-hatian harus dilakukan pada tahap akhir kehamilan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Canadian Family Physicians menemukan bukti bahwa teh jahe tidak boleh dikonsumsi pada masa akhir kehamilan atau sebelum melahirkan. Padahal, salah satu efek samping jahe bisa berupa peningkatan risiko pendarahan. Wanita hamil dengan riwayat keguguran, perdarahan atau masalah pembekuan darah harus menghindarinya.
Tanyakan kepada dokter Anda tentang keamanan jahe untuk wanita hamil dan menyusui.
4. Sedang menjalani pengobatan diabetes atau pengencer darah
Efek samping dapat terjadi bila jahe dikonsumsi oleh seseorang yang sedang menjalani pengobatan, misalnya pada pengobatan diabetes dan tekanan darah tinggi. Beta-blocker, antikoagulan, dan berbagai jenis insulin berbahaya bila digunakan dengan jahe. Pasalnya, jahe memiliki kemampuan untuk mengencerkan darah. Karena itu, orang yang rutin mengonsumsi obat pengencer darah harus berhati-hati.
Cara aman mengonsumsi jahe
Secara umum, jahe tergolong aman dikonsumsi dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.
Dosis jahe yang dianjurkan adalah sekitar 25 mg sampai 1 gram dua sampai tiga kali sehari. Dokter juga merekomendasikan 2-4 gram jahe per hari.
Anda kemudian dapat mengolah jahe sesuai dengan preferensi Anda sebagai berikut.
- Merebus air jahe lalu membuatnya menjadi teh jahe
- Mengolahnya menjadi asinan atau manisan jahe
- Pelengkap sebagai bumbu makanan atau acar